2.Pengantar informasi
A. Definisi Sistem Informasi
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan. Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
B.Siklus informasi
Menurut (Jogiyanto) data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan suatu tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model hingga kembali menghasilkan suatu informasi dan terus menerus akan berulang hingga membentuk siklus informasi (information circle) atau disebut juga siklus pengolahan data. Siklus informasi dapat digambarkan sebagai berikut :
C.Mutu Informasi
1. Kualitas Informasi
Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness). (Agus Mulyanto, 2009 : 247).
a) Akurasi (accuracy)
Sebuah
informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau
merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi
tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan
dan harus jelas mencerminkan maksudnya.
Ketidakakuratan
sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami
gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli
tersebut.
Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:
1)
Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila
informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam
pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan,
sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah dengan baik.
2)
Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar
sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.
3)
Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau
merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.
b) Tepat Waktu (timeliness)
Informasi
yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak
boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai
nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan
keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi
perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat
informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan
bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan
teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan
mengirimkan informasi tersebut.
c) Relevansi (relevancy)
Informasi
dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti
bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya,
informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer
ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila
ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.
2. Nilai Informasi
Parameter
untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan
dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun,
dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi
belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.
Menurut Sutarman (2012:14), Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu :
1) Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.
2) Untuk mendapatkan pengalaman.
3) Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
4)
Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa
lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang
tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan
yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
5) Suatu
informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat
ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir
nilai efektivitasnya.
Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.
Nilai
suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat
yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :
1) Kemudahan dalam memperoleh
Informasi
memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara
mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh.
2) Sifat luas dan kelengkapannya
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan
yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi
tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3) Ketelitian (accuracy)
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang
tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat,
karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4) Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5) Ketepatan waktu
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi
tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat
dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6) Kejelasan (clarity)
Informasi
yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan
informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7) Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai
informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat
pengambilan keputusan.
8) Dapat dibuktikan
Nilai
informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber
yang diolah.
9) Tidak ada prasangka
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10) Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
D.Ciri-Ciri Informasi
· Informasi harus Relevan, artinya informasi tersebut harus mempunyai manfaat oleh penggunanya.
· Informasi harus Akurat, artinya informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan & harus jelas maksud dan tujuannya.
· Tepat pada waktunya, artinya informasi yang diterima tidak boleh telat.
· Konsisten, artinya informasi yang diterima harus sesuai dengan data yang sebenarnya dan tidak mengalami perubahan.
(http://ana4.ilearning.me/laporan-kkp/kkp/2-2-konsep-dasar-informasi/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar