Minggu, 08 Juli 2018

kelompok 8 kebudayaan islam dan kebudayaan barat


KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN BARAT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu : Nurjaman, M.Pd






Disusun Oleh : Kelompok 8
Nama Anggota :
1. Annazmi Fazra F.A (170641111)
2. Rifa Shafira (170641165)
Kelas : SD17-A5








PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2018






KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Barat”. Makalah ini dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Konsep Dasar IPS.
        Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
      Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.  



                                                                                                                            

                                                                                                                                   Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia serta Pengaruhnya Terhadap Kebudayaan Indonesia...... 3
B. Masuknya Kebudayaan Islam di Indonesia serta Pengaruhnya
Terhadap Kebudayaan Indonesia..................................................... 7
C. Masuknya Kebudayaan Barat di Indonesia serta Pengaruhnya
Bagi  Kebudayaan Indonesia............................................................ 13

BAB III PENUTUP................................................................................... 18
A. Kesimpulan....................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 19





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
              Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap negaramempunyai cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya masing masing. Budaya juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Indonesia sudah berakulturasi dengan kebudayaan asing sejak lama. Indonesia merupakan negara kepulauan serta negara yang majemuk, dengan keanekaragaman serta keunikannya dengan berbagai suku bangsa, ras, adat istiadat, serta kebudayaan yang berbeda-beda yang tersebar di berbagai pulau-pulau yang ada di Indonesia.
         Terletaknya Indonesia di pertengahan benua Asia dan Australia yang menjadikan jalur perdagangan pada masa lampau. Sehingga menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan budaya asing. Masuknya kebudayaan luar ini memberi pengaruh di berbagai aspek seperti seni, tradisi, bangunan dan lain-lain. Yang akan dibahas dalam bab ini pengaruh-pengaruh masuknya kebudayaan luar yang membawa pengaruh pada kebudayaan di Indonesia. Ada tiga pengaruh kebudayaan luar yang akan dibahas dalam bab ini yaitu pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha, pengaruh kebudayaan Islam, dan pengaruh kebudayaan Barat. Perkembangan bangsa Indonesia  memang tidak terlepas dari perkembangan sejarah kebudayaan di Indonesia. Jadi kita sebagai generasi penerus bangsa wajib menjaga kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia agar tetap lestari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia serta pengaruhnyaterhadap kebudayaan Indonesia?
2. Bagaimana masuknya kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kebudayaan Islam ke Indonesia?
3. Bagaimana masuknya kebudayaan barat ke Indonesia dan pengaruhnya terhadap Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan memahami masuknya serta pengaruhnya terhadap kebudayaan Islam ke Indonesia.
3. Untuk mengatahui dan memahami masuknya kebudayaan barat ke indonesia dan pengaruhnya terhadap Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia serta Pengaruhnya Terhadap Kebudayaan Indonesia
          Posisi Indonesia yang startegis di tengah-tengah jalur hubungan dagang China dengan Romawi, maka timbullah hubungan dagang antara Indonesia dan China, serta Indonesia dan India. Melalui hubungan itu, berkembanglah kebudayaan-kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang ke Indonesia. Dalam perkembangannya, akibat hubungan perdagangan antara Indonesia dan India lambat laun agama Hindi dan Budha masuk dan tersebar di Indonesia. Dimana kemudian kedua keyakinan/agama tersebut dianut pula oleh raja-raja dan para bangsawan. Dari lingkungan raja dan bangsawan itulah agama Hindu dan Budha tersebar ke lingkungan rakyat biasa. Sebelum bersinggungan dengan Hindu-Budha, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan tradisional berupa penghormatan terhadap roh leluhur dan kekuatan alam semesta dan benda-benda tetentu (Animisme dan Dinamisme). Pengaruh Hindu-Budha membuat kepercayaan Animisme dan Dinamisme beralih kepada dewa-dewi pengatur alam. Masyarakat Indonesia mulai menyembah dewa-dewi yang sama dengan yang di India. Berikut beberapa teori mengenai penyebaran agama Hindu ke Indonesia.
1. Krom (seorang ahli Belanda) menyampaikan teori waisya. Dalam bukunya krom menyebutkan bahwa masuknya hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (waisya) India.
2. Menurut Mookerjee (ahli India 1912), menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh pedagang India dengan armada yang besar.
3. Moens dan Bosch (ahli Belanda), menyatakan bahwa peranan kaum ksatria sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia.
4. J.C. Vanleur, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci weda. Kedatangan kaum brahmana tersebut diduga karena undangan penguasa/kepala suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
             Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi. Hal ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke-4 masehi, seperti ditemukannya 7 buah yupa peninggalan kerajaan kutai di Kalimantan Timur. Masuknya agama Hindu menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya zaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan yang Maha Esa dengan kitab suci weda, dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah.
           Agama Budha pertama kali tumbuh di negara India. Berbeda dengan Hindu, agama Budha tidak memiliki sistem kasta. Agama Budha merupakan salah satu agama yang sejak lama sudah dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan zaman keemasan bagi Budhisme. Para pendeta agama Budha memiliki mobilitas tinggi, dimana mereka sering melakukan perjalanan jauh. Menurut para ahli sejarah penyebaran agama Budha di Indonesia terjadi lebih awal dibandingkan dengan agama Hindu. Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-2 masehi.
           Sebelum masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha, masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kebudayaan asli masyarakat Indonesia tersebut sudah cukup maju. Masuknya kebudayaaan Hindu-Budha ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Unsur kebudayaan yang masuk ke Indonesia lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia, tetapi tanpa menghilangkan sifat kebudayaan asli Indonesia. Dengan demikian, lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha. Wujud akulturasinya yaitu sebagai berikut.
1. Sistem Kepercayaan
Sejak zaman praaksara, bangsa Indonesia telah memiliki kepercayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan juga kepercayaan terhadap benda-benda tertentu. Kepercayaan itu disebur Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia terjadi akulturasi. Sebagai contoh, dalam upacara keagamaan atau pemuja terhadap dewa di candi, terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Dalam bangunan candi terdapat pripih yang di dalamnya terdapat benda-benda lambang jasmaniah raja yang membangun candi sehingga candi berfungsi sebagai makam. Di atas pripih terdapaa arca dewa yang merupakan perwujudan raja dan pada puncak terdapat lambang para dewa (biasanya berupa gambar teratai pada batu persegi empat).upacara keagamaan atau pemujaaan terhadap dewa pada hakikatnya merupakan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
2. Filsafat
Wujud akulturasi Hindu-Budha dan Indonesia di bidang filsafat ditemukan dalam cerita wayang. Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesiayang antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha keduanya mempercayai adanya hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum tersebut mengandung makna filosofis, yaitu manusia harus berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar terlepas dari samsara atau penderitaan. Dalam masyarakat Indonesia, ditemukan nasihat atau pesan yang mengandung makna filosofis tentang kebenaran, kejujuran dan kebaikan.
3. Pemerintahan
Sebelum masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha, pemerintahan di Indonesia berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpin dilakukan melalui pemilihan. Setalah masuknya budaya Hindu-Budha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tatapi secara turun-temurun. Namun dalam perkembangannya, sifat pemerintahan demokratis tetap menampakkan kembali ciri khasnya. Pemerintah kerajaan tetap menerapkan musyawarah dalam mengambil keputusan. Di India dalam pergantian raja dilakukan secara turun-temurun.
4. Seni Bangunan
Masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi dan puncak candi. Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambang jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian aiatasnya terdapat patung dewa (Syiwa jika raja menganut agama Hindu Syiwa atau wisnu bila raja menganut Hindu Wisnu), dan pada puncaknya terdapat lambang para dewa. Jika dilihat dari bentuk bangunannya candi akan mengingatkan kita pada bangunan punden berundak. Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsur Hindu-Budha dan unsur Indonesia. Fungsi candi di India adalah sebagai tempat pemuja dewa. Di Indonesia candi berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
5. Seni Rupa
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha dalam seni rupa contohnya yaitu seni hias yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia yang menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Relief pada dinding candi borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat sang Budha Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia karena ditemukannya hiasan gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati. Pada candi jago di jawa timur dijumpai tokoh punakawan, yaitu orang yang menjadi pengawal seorang ksatria.
6. Seni Sastra
Bahasa sansekerta besar pengaruhnya terhadap sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti peninggalan kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan prasati peninggalan kerajaan di Jawa Tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia sekarang ini, pengaruh bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam istilah pemerintahan. Selain itu, kitab kuno di Indonesia, seperti Bratayudha, Mahabarata, dan sebagainya menggunakan bahasa sansekerta.  
7. Seni Kalender
Sistem penanggalan Hindu-Budha turut berpengaruh dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender saka di Indonesia. Juga ditemukan candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan tahun atau kalender saka. Tahun saka dimulai tahun 78 M. Kalender saka merupakan kalender dari India yang digunakan di Indonesia. Penggunaaan kalender saka ditemukan dalam prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 606 saka (684 M). Prasasti tersebut menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno. Prasasti Kedukan Bukit 605 saka (683 M) menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno. Dua contoh prasasti tersebut merupakan wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha.

B. Masuknya Kebudayaan Islam di Indonesia serta Pengaruhnya Terhadap Kebudayaan Indonesia
         Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia Kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India. Tujuan dari hubungan ini yaitu mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu meyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh masing-masing pedagang yang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di berbagai wilayah di Indonesia melalui pendekatan budaya.
            Penyebaran Islam merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia dan jyga paling tidak jelas sumbernya. Secara umum ada 2 proses yang telah terjadi. Pertama, penduduk pribumi mengalami kontak dengan agama Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia yang telah memeluk agama Islam menetap di suatu wilayah di Indonesia.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang pembawa agama Islam di Indonesia yaitu sebagai berikut.
1. Teori Persia
Teori persia menjelaskan bahawa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa persia yang didasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita Cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatera bagian Barat.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Gujarat yang didasarkan pada sumber bukti sejarag dari India yaitu para pedagang Gujarat. Selain mereka berdagang juga menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
3. Teori Arab
Teori Arab menjelaskan bahwa pembawa agam Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para bangsa-bangsa yang menyebarkan Islam di Nusantara dengan masyarakat Hadramaut.
4. Sumber dari Luar Negeri
a) Berita Arab : adanya sebutan untuk Kerajaan Sriwijaya dengan Zabaq, Zabay, dan Sribusa.
b) Berita Eropa : perjalanan Marcopolo yang pernah singgah di Kerajaan Perlak yang masyaraktanya telah memeluk agama Islam.
c) Berita India : para pedagang Gujarat menybarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
d) Berita Cina : ditemukannya perkampungan Islam di pesisir pntai utara Jawa Timur.
5. Sumber dari Dalam Negeri
a) Makan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang pada nisannya terdapat tulisan Arab.
b) Makan Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara pada nisannya terdapat tulisan Arab.
6. Penemuan batu di lerang (dekat Gresik) yang menggunakan huruf dan bahasa Arab yang memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’imun.
Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Pengaruh kebudayaan agama Islam di Indonesia sebagai berikut.
1) Seni Bangunan
a) Bangunan Makam
1) Fisik Bangunan
Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai dengan bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup. Tidak berbeda dengan candi, makam Islam, terutama makam para Raja, biasanya dibuat dengan megah dan lengkap dengan keluarga dan pengiringnya.
2) Tata Upacara Pemakaman
Pada tata cara upacara pemakaman terlihat jelas dalam bentuk upacara dan selamatan sesudah acara pemakaman. Tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti merupakan unsur tradisi zaman purba (kebudayaan megalithikum) yang hidup terus menerus sampai sekarang. Demikian pula, tradisi penaburan bunga di makam dan upacara selamatan tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, dan seribu hari untuk memperingati orang yang telah meninggal,
3) Penempatan Makam
Dalam penempatan makam pun terjadi akulturasi antara kebudayaan lokal, Hindu-Budha, dan Islam. Misalnya, makam terletak di tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan masjid. Contohnya makam raja-raja mataram yang terletak di bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatan dengan Masjid.
b) Bangunan Masjid
1) Bentuk Bangunan
Bentuk masjid di Indonesia, terutama di pulau Jawa, bentuknya seperti pendopo dengan komposisi ruang yang berbentuk persegi dan beratap tumpang. Ciri khusus bangunan masid di Timur Tengah biasanya bagian atapnya berbentuk kubah, tetapi di jawa diganti dengan atap tumbang dengan jumlah susunan bertingkat dua, tiga, dan lima.
2) Menara
Menara merupakan bangunan kelengkapan masjid yang dibangun menjulang tinggi dan berfungsi sebagai tempat menyerukan adzan. Di Jawa terdapat bentuk menara yang dibuat seperti candi dengan susunan bata merah dan beratap tumpang, seperti menara Masjid Kudus.
3) Letak Bangunan
Di Indonesia, penempatan masjid khususnya masjid agung, diatur sedemikian rupa sesuai dengan komposisi macopat, yaitu masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun dan dekat dengan istana (keraton) yang merupakan simbol tempat bersatunya rakyat dengan raja di bawah pimpinan imam. Selain itu, adanya kentongan atau bedug yang dibunyikan di masjid Indonesia sebagai pertanda masuknya waktu solat. Bedug atau kentongan tidak ditemukan pada masjid di Timur Tengah.
2) Seni Rupa
Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam pada seni rupa dapat dilihat dari ukiran bangunan makam. Hiasan pada jirat yang berupa susunan bingkai meniru candi, pada dinding rumah, makam, dan gapura terdapat corak dan hiasan yang mirip dengan corak dan hiasan yang terdapat pada Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan Duwur di Tuban. Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran agama Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi. Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias bangunan makam atau masjid.
3) Aksara/Tulisan Arab
Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu biasa disebut dengan istilah Arab gundul.  
4) Seni Sastra
Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah dan Cerita 1001 Malam (Alf Laila wa Laila). Di samping itu, pengaruh budaya Hindu-Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia. Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, dan Syair Panji Semirang. Cara penulisan karya sastra pada zaman Islam dilakukan dalam bentuk gancaran dan tembang. Di Jawa, tembang merupakan suatu bentuk yang lazim, tetapi di daerah Melayu, tembang dan gancaran ada semua. Cerita yang ditulis dalam bentuk gancaran disebut hikayat, sedangkan cerita yang ditulis dalam bentuk tembang disebut syair. Di daerah Melayu, karya sastra itu ditulis dengan menggunakan huruf Arab, sedangkan di Jawa, naskah itu ditulis dengan menggunakan huruf Jawa dan Arab (terutama yang membahas soal keagamaan).
5) Sistem Kalender
Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender saka yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender Jaw2a, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal, Zulkaidah, dan Besar. Nama harinya adalah Senin, Selasa, Rabu, Kmis, Jumat, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran, seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
C. Masuknya Kebudayaan Barat di Indonesia serta Pengaruhnya Bagi Kebudayaan Indonesia
          Masuknya zaman kebudayaan Barat atau Eropa di Kepulauan Nusantara didahului dengan adanya aktivitas perdagangan bangsa Portugis pada awal abad ke-16, setelah sebelumnya Negara Portugal pada tahun 1511 dapat menaklukan pelabuhan Negara Malaka yang letaknya sangat strategis, sebagai pintu gerbang untuk memasuki laut-laut Nusantara dari arah barat. Walaupun demikian, bangsa Protugis tidak lama bisa berjasa sendiri karena bangsa-bangsa Eropa lainnya juga datang berlayar sampai di daerah nusantara untuk berdagang rempah-rempah, seperti Inggris, Spanyol dan Belanda. Akhirnya, bangsa Belandalah dengan perusahaan dagangnya VOC, berhasil menduduk tempat-tempat yang paling strategisseperti Kepulauan Maluku Tengah (Ambon, Seram, Banda). 
           Kemudian mereka kembali berhasil direbutnya dari Portugis pada tahun 1641. Bangsa Belanda telah mendirikan sebuah benteng dan kota pelabuhan yang kuat, dengan benteng itu bangsa Belanda dapat menjaga dan menguasai Banten, mengamankan politik monopoli perdaganagnnya, serta hubungan pelayarannay antar Maluku dan Malaka. 
         Akhir abad ke-18, perusahaan dagang Belanda (VOC) mundur, sehingga terpaksa dinyatakan bangkrut dalam tahun 1799, dengan demikian, semua miliknya di Indonesia diambil alih oleh kerajaan Belanda, dan dengan itu daerah-daerah di Indonesia yang selama itu dikuasai oleh VOC menjadi jajahan Negara Belanda, 
        Pada waktu pengambil-alihan pada akhir abad ke-18 tersebut, belum senua daerah yang sekarang menjadi wilayah NKRI itu dikuasai oelh Belanda. Banyak daerah lain di luar Jawa baru kemudian sepanjang abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, dikuasai oleh Belanda. Bengkulu misalnya baru ditukar denagn Singapura dan Inggris pada suatu perjanjian diplomatic antara Inggris dengan Belanda sesudah mereka berhasil untuk ikut campur tanagn dalam perang Padri tahun 1837. 
Dampak atau pengaruh masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
          Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
1. Dampak Positif
Ada beberap dampak Positif di antaranya sebagai berikut:
a) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergesran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c) Tingkat kehidupan yang lebih baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
             Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a) Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi dan menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam massyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal berikut ini:
Lahirnya kelompok kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar disamping itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas
b) Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak seperti:
1) Polusi udara, menyebabkan sesak nafas,mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2) Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
3) Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi.
c) Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses- proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi – organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi.sebagaimana dikatakan E.H. Sutherland ( dalam Soejono Soekamto, 1990: 367) kriminalitas (perilaku jahat) merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat.
d) Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.
1) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorangyang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan memepnyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
           Banyak teori yang menyatakan tentang masuknya kebudayaan luar ke Indonesia, baik itu kebudayaan Hindu-Budha, kebudayaan Islam maupun kebudayaan barat, teori-teori tersebut dibuat berdasarkan masing-masing bukti tentang awal mula masuknya masing-masing kebudayaan ke Indonesia. Masuknya kebudayaan Hindu-Budha, Islam dan kebudayaan barat berpengaruh besar pada kebudayaan yang ada di Indonesia. Sebelumnya, kebudayaan di Indonesia adalah kebudayaan yang  yang menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Namun setelah masuknya Hindu-Budha, Islam, dan kebudayaan barat terjadilah akulturasi dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Namun perlu dilakukan filtrasi/penyaringan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia agar tidak merusak identitas kebudayaan nasional bangsa Indonesia.

B. Saran
          Bagi calon pendidik perlu memahami betul tentang kebudayaan luar yang berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia, serta bisa menjaga kebudayaan Indonesia karena sudah sepatutnya sebagai generasi muda bangsa harus tetap menjaga kebudayaan agar tetap lestari. Agar kebudayaan Indonesia dan kebudayaan asing dapat berkesinambungan dengan baik, yakni tanpa merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia, maka bangsa Indonesia sendiri harus benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia.




DAFTAR PUSTAKA

Matroji. 2014. Catatan Peristiwa Sejarah SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bailmu.
Mustopo, Habib, dkk. 2004. Sejarah untuk Kelas 2 SMA. Jakarta: Yudhistira.
Darmawan, W. 2004. Cakrawala Sejarah: Sejarah untuk SMA Kelas 2 IPS. Bandung: PT. Sinerji Pustaka Indonesia.
Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS






Tidak ada komentar:

Posting Komentar